IPB

IPB
Kampus pertanian

Jumat, 14 September 2012

Tanaman Perkebunan Utama



TANAMAN PERKEBUNAN UTAMA

1. Kelapa Sawit
  a. Asal Usul Kelapa Sawit
            Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack) berasal dari benua Afrika tepatnya di Nigeria. Namun ada juga yang menyebutkan bahwa tanaman kelapa sawit berasal dari Brazil. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang sangat multiguna karena dapat menggantikan posisi komoditas perkebunan lain. Kelapa sawit merupakan tanaman hutan liar yang berguna sehingga dijadikan tanaman perkebunan.
            Tanaman kelapa sawit mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1848 yang diletakkan di Kebun Raya Bogor. Penyebaran pertama tanaman kelapa sawit terdapat di daerah Sumatra Utara dan Aceh. Namun sekarang tanaman kelapa sawit sudah tersebar hampir diseluruh Indonesia.
 
  b. Mengenal tanaman kelapa sawit
       Tanaman kelapa sawit memiliki kesamaan dengan tanaman kelapa, hanya saja buahnya berbeda. Bagian dari tanaman kelapa sawit yaitu :
            1. Akar
                   Tanaman kelapa sawit memiliki 4 jenis akar yaitu akar primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Fungsi akar untuk menegakkan batang dah sebagai penyerap unsur hara dari tanah.
              2. Batang
                     Batang tanaman kelapa sawit dapat tumbuh >10 m, namun bila sudah >10 m maka akan dilakukan replanting karna sudah tidak ekonomis lagi, menyulitkan bagi pemanen. Dari batang juga dapat ditentukan umur tanaman kelapa sawit dengan menghitung bekas-bekas pelepahnya.
              3. Daun
                     Daun pada kelapa sawit berbentuk pelepah yang memiliki bagian seperti rachis, seludang, helaian daun (lamina), petiole (tangkai pelepah), spine 1, spine 2, anak daun, dan tulang anak daun.
              4. Bunga
                     Tanaman kelapa sawit memiliki bunga jantan dan bunga betina dalam 1 tanaman. Dengan begitu tanaman kelapa sawit dapat melakukan pembuahan dengan mudah. Proses dari bunga menjadi buah memerlukan waktu 6 bulan. Penyerbukan biasanya dilakukan oleh angin maupun serangga.
              5. Buah
                     Buah pada tanaman kelapa sawit berbentuk tandan. Buah pada kelapa sawit terdiri dari epicarp, mesocarp, endocarp, dan kernel. Bagian yang diambil untuk membuat CPO yaitu mesocarp (daging buah) karena mengandung minyak dan untuk membuat PKO menggunakan kernel. Sementara itu cangkang atau endocarp biasanya digunakan untuk bahan bakar boiler.
                



              Tanaman kelapa sawit terbagi 3 varietas, yaitu dura, pisifera, dan tenera. Varietas yang sering digunakan yaitu tenera karena memiliki mesocarp yang tebal dan endocarp yang tipis sehingga mengandung minyak lebih banyak.
  c. Pemeliharaan
Cara pemeliharaan tanaman kelapa sawit ada berbagai macam, seperti pemupukan, penyemprotan, maupun dengan cara manual. Berikut ini penjelasannya :
1. pemupukan
Pemupukan pada tanaman kelapa sawit termasuk tindakan perawatan dimana dengan memupuk maka akan meningkatkan produksi tanaman kelapa sawit dengan baik. Ada beberapa jenis pupuk yang digunakan seperti Rock Posphate, pupuk TSP, Urea, MOP, dll. Pengaplikasian pemupukan harus sesuai dengan hasil riset serta dalam menaburkan harus di ujung piringan.
            2. penyemprotan
Penyemprotan dilakukan untuk gulma berkayu, gulma berdaun sempit, dan gulma berdaun lebar. Tempat penyemprotan ada 3, yaitu penyemprotan di piringan, penyemprotan di gawangan, serta penyemprotan di TPH. Penyemrpotan biasanya menggunakan knapsack berkapasitas 12 liter. Pestisida yang digunakan yaitu :
·        bahan aktif Glyphosate biasanya dengan merek Round Up untuk gulma berdaun sempit seperti lalang dan rumput teki.
·        Bahan aktif Fluroxipyr, digunakan untuk gulma berdaun lebar.
·        Bahan aktif triklopir, untuk gulma berkayu.
·        Bahan aktif metil metsulfuron, untuk mengendalikan keladi liar.
                 Selain dengan melakukan penyemprotan bisa juga dengan manual seperti melakukan oles untuk gulma berkayu yang sudah besar. Piringan serta pokok kelapa sawit juga harus dibersihkan agar brondolan yang dianggap sebagai panduan panen bisa jelas terlihat dah dikutip untuk mewujudkan zero losses.

d. Pembibitan Kelapa Sawit
            Pembibitan tanaman kelapa sawit terbagi, yaitu pre-nursery dan main nursery. Pada masa pre-nursery berlangsung selama 3-4 bulan. Pada pre-nursery bibit diletakkan di dalam polybag kecil lalu diletakkan di tempat terbuka dan datar, namun tetap diberi naungan. Setelah 3 bulan berada di pre-nursery lalu bibit dipindahkan ke main nursery selama 8-9 bulan sebelum di tanam di lapang. Hal ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan akar sebelum ditanam dilapang. Pada masa pre-nursery dan main nursery ini perawatan harus terus dilakukan seperti pemberian pupuk untuk memenuhi nutrisi tanaman dan menyiram tanaman. Selain itu juga harus dilakukan pencabutan gulma yang berada di dalam polybag. Jarak antar polybag adalah 90x90x90 cm.
            Setelah melalui masa diatas, bibit siap dipindahkan ke lapang. Cara membawa bibit dengan memegang bagian bawah polybag agar tidak roobek. Pola tanam segitiga dengan jarak 9x9x9 m dan ukuran lubang tanam 60x60x60 cm untuk memudahkan perangsangan


akar. Setelah ditanam di lapang sawit TBM harus tetap dirawat dengan membersihkan gulma serta memberikan pemupukan agar tanaman tumbuh baik.





2. Tanaman Kelapa
     A. Sejarah singkat tanaman kelapa
              kelapa merupakan tanaman perkebunan berupa pohon yang memiliki batang lurus. Ada 2 pendapat mengenai asal usul kelapa. Pertama, menurut D.F. Cook, Van Martinus Beccari, dan Thor Herjerdahl, dari Amerika Selatan. Kedua, menurut Berry, Werth, Mearil, Mayurathan, Lepesma, dan Pureseglove dari Asia atau Indo Pasific.
            Pohon kelapa disebut juga dengan pohon nyiur biasanya tumbuh di daerah atau kawasan tepi pantai. Sangat banyak manfaat yang bisa kita dapat dari tanaman kelapa. Mulai dari batang, daun, dan buahnya, semua dapat dimanfaatkan.
     Jenis Tanaman Kelapa (Cocos nucifera)
       Tanaman kelapa ada 3 jenis, yaitu sebagai berikut :
1.      kelapa dalam varietas varidis (kelapa hijau), rubescens (kelapa merah), Macrocorpu (kelapa kelabu), dan Sakarina (kelapa manis).
2.      Kelapa genjah dengan varietas Eburnea (kelapa gading), varietas regia (kelapa raja), pumila (kelapa puyuh), pretiosa (kelapa raja malabar).
3.      Kelapa Hibrida.

     B. Syarat Tumbuh
            1. Tanah
                 Kelapa dapat tumbuh di semua jenis tanah. Hal ini terbukti dengan adanya kelapa di berbagai tempat, baik di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi. Bahkan, dari daerah pantai sampai pegunungan banyak terdapat pohon kelapa. Tanah yang cocok untuk tanaman kelapa antara lain struktur tanahnya cukup baik, pH antara 6,5-7,5. Meskipun demikian, kelapa masih bisa tumbuh pada pH 5-8. Pada tanah yang asam, perlu ditambahkan kapur untuk mempertinggi pH. Tipe tanah yang cocok untuk tanaman kelapa adalah :
Ø  Tanah Aluvial yang cukup kaya dengan kandungan humus/bahan organik.
Ø  Tanah lathosol atau tanah liat yang sedikit berpasir, sehingga aerasi dan peresapan air cukup baik;dan
Ø  Tanah pasir dengan tanah cukup dalam atau sedikit mengandung tanah liat.

2. Iklim
     Seperti daerah asalnya, yaitu daerah khatulistiwa, tanaman kelapa tumbuh dengan baik di daerah tropis, yaitu dengan daerah yang bersuhu panas dan lembab. Daerah tersebut terletak di antara 150 LU dan 150 LS.

3. Lokasi
     Kelapa pada umunya tumbuh baik di daerah pantai/pesisir. Hal ini karena aerasi tanah yang lebih baik dengan kandungan air tanah yang cukup dalam dan banyak mengandung unsur Cl (Chlor). Kelapa masih dapat tumbuh baik samapi ketinggian 600 m dari permukaan laut (dpl), bahkan 900-1000 m dpl. Akan tetapi produksinya sangat berkurang dan lambat berbuah.
            4. Suhu
     Suhu optimal bagi pertumbuhan kelapa sawit adalah 27-280 C. Suhu yang tinggi dan tidak diikuti kadar air tanah tyang cukup dapat mengakibatkan tanaman menjadi kering, pertumbuhan daun terhambat, dan hasil merosot. Namun, pada suhu kurang dari 250 C, pertumbuhannya lambat dan produksi buah berkurang.
5. Kelembaban
     Kelembaban udara yang baik berkisar 80-90%. Kelembaban udara dibawah 70% akan menyebabkan daun kering dan buah rontok, serta pertumbuhan tanaman muda akan terganggu. Akan tetapi, kelembaban udara yang terlalu tinggi dan cukup lama juga tidak baik karena hal itu dapat mengurangi pengambilan unsur hara. Akibatnya produksi buah berkurang serta mendorong timbulnya penyakit.
6. Curah hujan
     Curah hujan tahunan yang baik berkisar antara 1200-2500 mm per-tahun dengan penyebaran curah hujan yang merata sepanjang tahun. Jika masih kering lebih dari 3 bulan, hal itu akan menyebabkan kelapa kekeringan dan kritis sehingga dapat menurunkan produksi buah.
7. Intensitas sinar matahari.
     Kelapa membutuhkan intensitas sinar matahari yang cukup tinggi, yaitu sekitar 2000 jam penyinaran per tahun atau sekurang-kurangnya 120 jam penyinaran perbulan. Pada daerah yang sering berawan, bunga kelapa mudah jatuh, bentuk tanaman tinggi, fisik kecil, dan produksi kurang. Oleh karena itu, jarak tanam harus diperhatikan.

     C. Bagian-bagian buah kelapa
1.    Buah Kelapa
Buah kelapa terdiri atas kulit luar, sabut, tempurung, kulit daging (testa), daging buah, air kelapa, dah lembaga.
2.    Kulit Luar
Kulit luar merupakan lapisan tipis (0,14 mm) yang mempunyai permukaan licin dengan warna bervariasi, mulai dari hijau, kuning sampai jingga, tergantung pada kematangan buah. Jika tidak ada gores dan sobek, kulit luar kedap air.
3.    Sabut Kelapa
   Sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35% dari berat keseluruhan buah. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan satu serat dengan serat lainnya. serat adalah bagian yang



   berharga dari sabut. Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram (75% dari sabut) dan gabus 175 gram (25% dari sabut).
4.    Tempurung
Tempurung merupakan lapisan keras yang terdiri dari lignin, selulosa, metoksil, dan berbagai mineral. Kandungan bahan-bahan tersebut beragam sesuai dengan jenis kelapanya. Struktur yang keras disebabkan oleh silikat yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung. Berat tempurung sekitar 15-19% dari berat keseluruhan buah kelapa.

5.    Kulit Daging Buah
Kulit daging buah adalah lapisan tipis cokelat pada bagian terluar daging buah.
6.    Daging Buah
Daging buah merupakan lapisan tebal (8-15 mm) berwarna putih. Bagian ini mengandung berbagai zat gizi. Kandungan zat gizi tersebut beragam sesuai dengan tingkat kematangan buah. Daging buah tua merupakan bahan sumber minyak nabati.
7.    Air Kelapa
Air kelapa mengandung sedikit karbohidrat, protein, lemak, dan beberapa mineral. Air kelapa dapat dijadikan media pertumbuhan mikroba.

D. Pembibitan Tanaman Kelapa
          1. Persyaratan Benih
          Syarat pohon induk yang akan dijadikan benih adalah berumur 20-40 tahun, produksi tinggi (80-120 butir/pohon/tahun) terus menerus dengan kadar kopra tinggi (25 kg/pohon/tahun), batangnya kuat dan lurus dengan mahkota berbentuk sperical (berbentuk bola) atau semisperical, daun dan tangkainya kuat, bebas dari gangguan hama dan penyakit.
          Ciri buah yang matang untuk benih, yaitu umur ± 12 bulan, 4/5 bagian kulit berwarna coklat, bentuk bulat dan agak lonjong, sabut tidak luka, tidak mengandung hama penyakit, panjang buah 22-25 cm, lebar buah 17-22 cm, buah licin dan mulus, air buah cukup, apabila digoncang terdengar suara nyaring.
2. Penyiapan Benih
         Seleksi benih sesuai persyaratan, istirahatkan benih selama ± 1 bulan dalam gudang dengan kondisi udara segar dan kering, tidak bocor, tidak langsung terkena sinar matahari dan suhu udara dalam gudang 25-27 derajat C dan dilakukan dengan menumpuk buah secara piramidal tunggal setinggi 1 meter dan diamati secara rutin.




3. Teknik Penyemaian Benih
       1. Pembibitan di bedengan
                              Pembibitan ini dilakukan di polybag dan harus dilakukan pada topografi yang datar. Penanaman dengan posisi segitiga bersinggungan. Setiap satu meter persegi dapat di isi 30 - 35 benih atau 25.000 butir untuk areal 1 hektar.
- Lama pembibitan 5-7 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 24.000/ha.
- Lama pembibitan 7-9 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 17.000/ha.
- Lama pembibitan 9-11 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 1.000/h

Bila disemai di bedengan, maka setelah benih berkecambah (panjang tunas 3-4 cm) perlu dipindahkan ke polybag. Persemaian di polybag berlangsung selama 6-12 bulan, berdaun ± 6 helai dan tinggi   90-100 cm. 
                  2. Pembibitan Kitri
Pembibitan ini harus dilakukan di area yang datar. Cara membuat bedengan:
ü  Tanah diolah sedalam 30-40 cm, dibersihkan dari gulma/batuan dan digemburkan.
Bentuk bedengan berukuran 6 x 2 x 0.2 meter dengan jarak antar bedengan 80 cm.
ü  Mengajir: Mengajir sesuai dengan jarak tanam bibit yaitu 60 x 60 x 60 cm.
ü  Menanam kecambah:
- Menanam kecambah sesuai dengan besarnya benih.
- Menanam kecambah dalam lubang dengan tertanam sampai pangkal pemula.
3. Pemeliharaan dan Pemindahan
       Pemeliharaan dilakukan dengan cara penyiraman sampai kondisi jenuh air, memberikan proteksi dari hama pengganggu, penyiangan gulma, serta pemberian pupuk pada bibit. Bibit sudah bisa dipindahkan pada umur 9-12 bulan. Pada 2 bulan sebelum pemindahan dibuat lubang tanam dengan ukuran 60x60x60 cm agar keasamaan tanah berkurang. Lubang tanam dibuat dengan pola segitiga dengan jarak 9x9x9 m agar kanopi pada kelapa tidak terlalu dekat.




3. Tanaman Karet
     A. Mengenal Tanaman Karet
     Tanaman karet (Hevea brasiliensis) berasal dari daerah Amerika tepatnya di Brazil. Tanaman ini ditemukan di hutan liar oleh Michelende Queno pada tahun 1493. Namun karet mulai ada di Indonesia sejak tahun 1864. Saat itu tanaman karet hanya dijadikan tanaman koleksi di Kebun Raya Bogor.
    
     Karet merupakan tanaman yang menghasilkan getah yang lengket yang terdapat di dalam batang bila kulit batang di kupas atau dilukai. Getah berwarna putih dan kental. Pengolahan selanjutnya dari getah karet ini dapat dijadikan lateks yang sangat berguna untuk membuat produk-produk industri. Ada 2 jenis karet yaitu karet alam dan karet sintetis.
            1. Karet Alam
         Karet alam merupakan karet yang dibuat dari getah tanaman karet, baik spesies Ficus elastica maupun Hevea brasiliensis. Keuntungan dari karet alam yaitu daya elastisnya lebih kuat, mudah diolah, tidak mudah panas dan tidak mudah rusak. Namun karet alam sangat sulit memenuhi kebutuhan pasar.
                 Ada 7 jenis karet alam yang dikenal dipasaran, yaitu Bahan Olah Karet, Karet Alam Konvensional, Lateks Pekat, Karet Bongkah, Karet Spesifikasi Teknis, Tyre Rubber, dan Karet Reklim. Manfaat karet alam bisa untuk ban kendaraan seperti sepeda, sepeda motor, mobil, bahkan pesawat. Karet sering pula dipasang di pintu, kaca pintu, kaca mobil, dan di peralatan lainnya yang membuat kuat dan kedap air.
            2. Karet Sintetis
                 Karet sintetis merupakan karet yang dibuat dari bahan baku minyak bumi. Karet sintetis pertama kali diproduksi setelah perang dunia ke-2 berakhir, sebagai reaksi negara-negara industri yang menganggap kebutuhan karet tidak bisa terpenuhi dengan hanya mengandalkan karet alam.
                 Karet sintetis dibedakan menjadi 2 yaitu Karet Sintetis untuk Kegunaan Umum dan Karet Sintetis Untuk Kegunaan Khusus. Karet sintesis banyak digunakan untuk pembuatan pipa karet untuk minyak dan bensin, seal, gasket, serta barang-barang lain yang digunakan untuk peralatan kendaraan bermotor atau industri gas.

       B. Morfologi Tanaman Karet
                   Tanaman karet berupa pohon yang dapat mencapai ketinggian 25 m dengan diameter batang yang cukup besar. Umumnya batang karet tumbuh lurus keatas dengan percabangan dibagian atas. Di batang inilah terkandung getah yang lebih dikenal dengan nama lateks. Daun karet terdiri dari tangkai utamasepanjang 3-20 cm dan tangkai anak daun sepanjang 3-10 cm dengan kelenjar di ujungnya. Tanaman karet akan selalu mengarah ke arah utara karena adanya gaya magnet bumi.
       C. Syarat Tumbuh Tanaman Karet
                   Karet termasuk tanaman dataran rendah, yaitu bisa tumbuh baik di dataran pada ketinggian 0-400 dpl. Di ketinggian tersebut suhu hariann 25-300 C. Meskipun membutuhkan tempat yang hangat, karet juga memerlukan kelembabanyang cukup. Karenanya, wilayah dengan curah hujan tinggi sangat disukai tanaman ini. Sebagai tanaman tropis, karet juga membutuhkan sinar matahari sepanjang hari, minimum 5-7 jam/hari.
       D. Penanaman
                   Persiapan Penanaman Setelah lahan siap ditanami, langkah selanjutnya adalah persiapan tanam dengan tahapan sebagai berikut :
         1. Pembuatan Lubang Tanam, lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm dan disiapkan minimal 2 minggu sebelum penanaman.
         2. Selanjutnya diberikan pupuk dasar yaitu SP 36 dengan dosis 125 gram/pohon atau sekitar 62,5 kg/ha.
         3. Penanaman tanaman karet dilakukan pada awal musim penghujan, saat tersebut merupakan awal yang baik/optimal untuk memulai penanaman dan harus berakhir sebelum musim kemarau.
         4. Setelah seminggu ditanam, lakukan penyulaman jika ada bibit yang mati.
        
              Dalam memilih biji karet yang akan ditanam dapat di uji dengan menghentakkannya ke lantai yang keras, jika biji memantul lumayan tinggi maka biji tersebut baik untuk di tanam, begitu sebaliknya.

     E. Perawatan
                   Perawatan pada tanaman karet tidaklah terlalu sulit. Beberapa perawatannya yaitu dengan memberikan pupuk serta membersihkan gulma-gulma yang ada disekitar karet. Serta yang paling penting harus hati-hati dalam melakukan penyadapan getah karet agar tanaman karet masih bisa memproduksi dengan baik. Selain itu dilakukan juga oembuangan tunas palsu, pembuangan tunas cabang, dan perangsangan percabangan.
       F. Pemanenan
                   Pemanenan getah pada karet disebut menyadap. Penyadapan dilakukan dengan cara melukai batang karet dengan pisau sadap sesuai dengan alur yang sudah ditentukan lalu getah yang sudah keluar dibiarkan mengalir ke bawah ke tempat yang sudah disediakan. Pemanenan biasanya dilakukan pada pagi hari karena pada pagi hari produksi lateks sangat banyak.
      









               


Daftar Pustaka
Soetedjo,R.1969, Kelapa. Jakarta: Penerbit Yasaguna.
Setiawan, Didit Heru.dan Andoko, Agus. 2005. Petunjuk Lengkap Budi Daya Karet. Jakarta Selatan: PT AgroMedia Pustaka.
Mutaqin, Zainal. 2007. Pemanfaatan Limbah Kelapa Dalam Menunjang Ekonomi Keluarga. Bandung: Sinergi Pustaka Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar