TANAMAN PERKEBUNAN UTAMA
1. Kelapa Sawit
a. Asal Usul Kelapa Sawit
Tanaman
kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack)
berasal dari benua Afrika tepatnya di Nigeria. Namun ada juga yang menyebutkan
bahwa tanaman kelapa sawit berasal dari Brazil. Tanaman kelapa sawit merupakan
tanaman yang sangat multiguna karena dapat menggantikan posisi komoditas
perkebunan lain. Kelapa sawit merupakan tanaman hutan liar yang berguna
sehingga dijadikan tanaman perkebunan.
Tanaman
kelapa sawit mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1848 yang diletakkan di Kebun
Raya Bogor. Penyebaran pertama tanaman kelapa sawit terdapat di daerah Sumatra
Utara dan Aceh. Namun sekarang tanaman kelapa sawit sudah tersebar hampir
diseluruh Indonesia.
b. Mengenal tanaman kelapa sawit
Tanaman
kelapa sawit memiliki kesamaan dengan tanaman kelapa, hanya saja buahnya
berbeda. Bagian dari tanaman kelapa sawit yaitu :
1.
Akar
Tanaman kelapa sawit memiliki
4 jenis akar yaitu akar primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Fungsi akar
untuk menegakkan batang dah sebagai penyerap unsur hara dari tanah.
2. Batang
Batang tanaman kelapa sawit
dapat tumbuh >10 m, namun bila sudah >10 m maka akan dilakukan replanting
karna sudah tidak ekonomis lagi, menyulitkan bagi pemanen. Dari batang juga
dapat ditentukan umur tanaman kelapa sawit dengan menghitung bekas-bekas
pelepahnya.
3. Daun
Daun pada kelapa sawit
berbentuk pelepah yang memiliki bagian seperti rachis, seludang, helaian daun
(lamina), petiole (tangkai pelepah), spine 1, spine 2, anak daun, dan tulang
anak daun.
4. Bunga
Tanaman kelapa sawit
memiliki bunga jantan dan bunga betina dalam 1 tanaman. Dengan begitu tanaman
kelapa sawit dapat melakukan pembuahan dengan mudah. Proses dari bunga menjadi
buah memerlukan waktu 6 bulan. Penyerbukan biasanya dilakukan oleh angin maupun
serangga.
5. Buah
Buah pada tanaman kelapa
sawit berbentuk tandan. Buah pada kelapa sawit terdiri dari epicarp, mesocarp,
endocarp, dan kernel. Bagian yang diambil untuk membuat CPO yaitu mesocarp
(daging buah) karena mengandung minyak dan untuk membuat PKO menggunakan
kernel. Sementara itu cangkang atau endocarp biasanya digunakan untuk bahan
bakar boiler.
Tanaman kelapa sawit terbagi 3
varietas, yaitu dura, pisifera, dan tenera. Varietas yang sering digunakan
yaitu tenera karena memiliki mesocarp yang tebal dan endocarp yang tipis
sehingga mengandung minyak lebih banyak.
c.
Pemeliharaan
Cara
pemeliharaan tanaman kelapa sawit ada berbagai macam, seperti pemupukan,
penyemprotan, maupun dengan cara manual. Berikut ini penjelasannya :
1. pemupukan
Pemupukan
pada tanaman kelapa sawit termasuk tindakan perawatan dimana dengan memupuk
maka akan meningkatkan produksi tanaman kelapa sawit dengan baik. Ada beberapa
jenis pupuk yang digunakan seperti Rock Posphate, pupuk TSP, Urea, MOP, dll.
Pengaplikasian pemupukan harus sesuai dengan hasil riset serta dalam menaburkan
harus di ujung piringan.
2. penyemprotan
Penyemprotan
dilakukan untuk gulma berkayu, gulma berdaun sempit, dan gulma berdaun lebar.
Tempat penyemprotan ada 3, yaitu penyemprotan di piringan, penyemprotan di
gawangan, serta penyemprotan di TPH. Penyemrpotan biasanya menggunakan knapsack
berkapasitas 12 liter. Pestisida yang digunakan yaitu :
·
bahan
aktif Glyphosate biasanya dengan merek Round Up untuk gulma berdaun sempit
seperti lalang dan rumput teki.
·
Bahan
aktif Fluroxipyr, digunakan untuk gulma berdaun lebar.
·
Bahan
aktif triklopir, untuk gulma berkayu.
·
Bahan
aktif metil metsulfuron, untuk mengendalikan keladi liar.
Selain dengan melakukan
penyemprotan bisa juga dengan manual seperti melakukan oles untuk gulma berkayu
yang sudah besar. Piringan serta pokok kelapa sawit juga harus dibersihkan agar
brondolan yang dianggap sebagai panduan panen bisa jelas terlihat dah dikutip
untuk mewujudkan zero losses.
d.
Pembibitan Kelapa Sawit
Pembibitan tanaman kelapa sawit
terbagi, yaitu pre-nursery dan main nursery. Pada masa pre-nursery berlangsung
selama 3-4 bulan. Pada pre-nursery bibit diletakkan di dalam polybag kecil lalu
diletakkan di tempat terbuka dan datar, namun tetap diberi naungan. Setelah 3
bulan berada di pre-nursery lalu bibit dipindahkan ke main nursery selama 8-9
bulan sebelum di tanam di lapang. Hal ini bertujuan untuk merangsang
pertumbuhan akar sebelum ditanam dilapang. Pada masa pre-nursery dan main
nursery ini perawatan harus terus dilakukan seperti pemberian pupuk untuk
memenuhi nutrisi tanaman dan menyiram tanaman. Selain itu juga harus dilakukan
pencabutan gulma yang berada di dalam polybag. Jarak antar polybag adalah
90x90x90 cm.
Setelah melalui masa diatas, bibit
siap dipindahkan ke lapang. Cara membawa bibit dengan memegang bagian bawah
polybag agar tidak roobek. Pola tanam segitiga dengan jarak 9x9x9 m dan ukuran
lubang tanam 60x60x60 cm untuk memudahkan perangsangan
akar.
Setelah ditanam di lapang sawit TBM harus tetap dirawat dengan membersihkan
gulma serta memberikan pemupukan agar tanaman tumbuh baik.
2. Tanaman Kelapa
A.
Sejarah singkat tanaman kelapa
kelapa
merupakan tanaman perkebunan berupa pohon yang memiliki batang lurus. Ada 2
pendapat mengenai asal usul kelapa. Pertama,
menurut D.F. Cook, Van Martinus Beccari, dan Thor Herjerdahl, dari Amerika
Selatan. Kedua, menurut Berry, Werth,
Mearil, Mayurathan, Lepesma, dan Pureseglove dari Asia atau Indo Pasific.
Pohon
kelapa disebut juga dengan pohon nyiur biasanya tumbuh di daerah atau kawasan
tepi pantai. Sangat banyak manfaat yang bisa kita dapat dari tanaman kelapa.
Mulai dari batang, daun, dan buahnya, semua dapat dimanfaatkan.
Jenis
Tanaman Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa ada 3 jenis, yaitu
sebagai berikut :
1.
kelapa
dalam varietas varidis (kelapa hijau), rubescens (kelapa merah), Macrocorpu
(kelapa kelabu), dan Sakarina (kelapa manis).
2.
Kelapa
genjah dengan varietas Eburnea (kelapa gading), varietas regia (kelapa raja),
pumila (kelapa puyuh), pretiosa (kelapa raja malabar).
3.
Kelapa
Hibrida.
B.
Syarat Tumbuh
1.
Tanah
Kelapa dapat tumbuh di semua
jenis tanah. Hal ini terbukti dengan adanya kelapa di berbagai tempat, baik di
daerah dataran rendah maupun dataran tinggi. Bahkan, dari daerah pantai sampai pegunungan
banyak terdapat pohon kelapa. Tanah yang cocok untuk tanaman kelapa antara lain
struktur tanahnya cukup baik, pH antara 6,5-7,5. Meskipun demikian, kelapa
masih bisa tumbuh pada pH 5-8. Pada tanah yang asam, perlu ditambahkan kapur
untuk mempertinggi pH. Tipe tanah yang cocok untuk tanaman kelapa adalah :
Ø Tanah Aluvial yang cukup kaya dengan
kandungan humus/bahan organik.
Ø Tanah lathosol atau tanah liat yang
sedikit berpasir, sehingga aerasi dan peresapan air cukup baik;dan
Ø Tanah pasir dengan tanah cukup dalam
atau sedikit mengandung tanah liat.
2. Iklim
Seperti
daerah asalnya, yaitu daerah khatulistiwa, tanaman kelapa tumbuh dengan baik di
daerah tropis, yaitu dengan daerah yang bersuhu panas dan lembab. Daerah
tersebut terletak di antara 150 LU dan 150 LS.
3. Lokasi
Kelapa
pada umunya tumbuh baik di daerah pantai/pesisir. Hal ini karena aerasi tanah
yang lebih baik dengan kandungan air tanah yang cukup dalam dan banyak
mengandung unsur Cl (Chlor). Kelapa masih dapat tumbuh baik samapi ketinggian
600 m dari permukaan laut (dpl), bahkan 900-1000 m dpl. Akan tetapi produksinya
sangat berkurang dan lambat berbuah.
4.
Suhu
Suhu
optimal bagi pertumbuhan kelapa sawit adalah 27-280 C. Suhu yang
tinggi dan tidak diikuti kadar air tanah tyang cukup dapat mengakibatkan
tanaman menjadi kering, pertumbuhan daun terhambat, dan hasil merosot. Namun,
pada suhu kurang dari 250 C, pertumbuhannya lambat dan produksi buah
berkurang.
5. Kelembaban
Kelembaban
udara yang baik berkisar 80-90%. Kelembaban udara dibawah 70% akan menyebabkan
daun kering dan buah rontok, serta pertumbuhan tanaman muda akan terganggu.
Akan tetapi, kelembaban udara yang terlalu tinggi dan cukup lama juga tidak
baik karena hal itu dapat mengurangi pengambilan unsur hara. Akibatnya produksi
buah berkurang serta mendorong timbulnya penyakit.
6. Curah hujan
Curah
hujan tahunan yang baik berkisar antara 1200-2500 mm per-tahun dengan
penyebaran curah hujan yang merata sepanjang tahun. Jika masih kering lebih
dari 3 bulan, hal itu akan menyebabkan kelapa kekeringan dan kritis sehingga
dapat menurunkan produksi buah.
7. Intensitas sinar matahari.
Kelapa
membutuhkan intensitas sinar matahari yang cukup tinggi, yaitu sekitar 2000 jam
penyinaran per tahun atau sekurang-kurangnya 120 jam penyinaran perbulan. Pada
daerah yang sering berawan, bunga kelapa mudah jatuh, bentuk tanaman tinggi,
fisik kecil, dan produksi kurang. Oleh karena itu, jarak tanam harus
diperhatikan.
C. Bagian-bagian buah kelapa
1. Buah Kelapa
Buah kelapa terdiri atas kulit luar, sabut, tempurung,
kulit daging (testa), daging buah, air kelapa, dah lembaga.
2. Kulit Luar
Kulit luar merupakan lapisan tipis (0,14 mm) yang mempunyai
permukaan licin dengan warna bervariasi, mulai dari hijau, kuning sampai
jingga, tergantung pada kematangan buah. Jika tidak ada gores dan sobek, kulit
luar kedap air.
3. Sabut Kelapa
Sabut
kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35% dari berat
keseluruhan buah. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan
satu serat dengan serat lainnya. serat adalah bagian yang
berharga
dari sabut. Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram (75% dari sabut) dan
gabus 175 gram (25% dari sabut).
4. Tempurung
Tempurung merupakan lapisan keras yang terdiri dari
lignin, selulosa, metoksil, dan berbagai mineral. Kandungan bahan-bahan
tersebut beragam sesuai dengan jenis kelapanya. Struktur yang keras disebabkan
oleh silikat yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung. Berat tempurung sekitar
15-19% dari berat keseluruhan buah kelapa.
5. Kulit Daging Buah
Kulit daging buah adalah lapisan tipis cokelat pada
bagian terluar daging buah.
6. Daging Buah
Daging buah merupakan lapisan tebal (8-15 mm) berwarna putih.
Bagian ini mengandung berbagai zat gizi. Kandungan zat gizi tersebut beragam
sesuai dengan tingkat kematangan buah. Daging buah tua merupakan bahan sumber
minyak nabati.
7. Air Kelapa
Air kelapa mengandung sedikit karbohidrat, protein, lemak,
dan beberapa mineral. Air kelapa dapat dijadikan media pertumbuhan mikroba.
D. Pembibitan Tanaman
Kelapa
1. Persyaratan Benih
Syarat pohon
induk yang akan dijadikan benih adalah berumur 20-40 tahun, produksi tinggi
(80-120 butir/pohon/tahun) terus menerus dengan kadar kopra tinggi (25
kg/pohon/tahun), batangnya kuat dan lurus dengan mahkota berbentuk sperical
(berbentuk bola) atau semisperical, daun dan tangkainya kuat, bebas dari
gangguan hama dan penyakit.
Ciri buah yang
matang untuk benih, yaitu umur ± 12 bulan, 4/5 bagian kulit berwarna coklat,
bentuk bulat dan agak lonjong, sabut tidak luka, tidak mengandung hama
penyakit, panjang buah 22-25 cm, lebar buah 17-22 cm, buah licin dan mulus, air
buah cukup, apabila digoncang terdengar suara nyaring.
2. Penyiapan
Benih
Seleksi benih sesuai persyaratan, istirahatkan benih selama ± 1 bulan dalam
gudang dengan kondisi udara segar dan kering, tidak bocor, tidak langsung
terkena sinar matahari dan suhu udara dalam gudang 25-27 derajat C dan
dilakukan dengan menumpuk buah secara piramidal tunggal setinggi 1 meter dan
diamati secara rutin.
3. Teknik
Penyemaian Benih
1. Pembibitan di bedengan
Pembibitan ini dilakukan
di polybag dan harus dilakukan pada topografi yang datar. Penanaman
dengan posisi segitiga bersinggungan. Setiap satu meter persegi dapat di isi 30
- 35 benih atau 25.000 butir untuk areal 1 hektar.
- Lama pembibitan 5-7 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 24.000/ha.
- Lama pembibitan 7-9 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 17.000/ha.
- Lama pembibitan 9-11 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 1.000/h
- Lama pembibitan 5-7 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 24.000/ha.
- Lama pembibitan 7-9 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 17.000/ha.
- Lama pembibitan 9-11 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 1.000/h
Bila
disemai di bedengan, maka setelah benih berkecambah (panjang tunas 3-4
cm) perlu dipindahkan ke polybag. Persemaian di polybag berlangsung selama
6-12 bulan, berdaun ± 6 helai dan tinggi 90-100 cm.
2. Pembibitan Kitri
Pembibitan ini harus
dilakukan di area yang datar. Cara membuat bedengan:
ü Tanah
diolah sedalam 30-40 cm, dibersihkan dari gulma/batuan dan digemburkan.
Bentuk bedengan berukuran 6 x 2 x 0.2 meter dengan jarak antar bedengan 80 cm.
Bentuk bedengan berukuran 6 x 2 x 0.2 meter dengan jarak antar bedengan 80 cm.
ü Mengajir:
Mengajir sesuai dengan jarak tanam bibit yaitu 60 x 60 x 60 cm.
ü Menanam
kecambah:
- Menanam kecambah sesuai dengan besarnya benih.
- Menanam kecambah dalam lubang dengan tertanam sampai pangkal pemula.
- Menanam kecambah sesuai dengan besarnya benih.
- Menanam kecambah dalam lubang dengan tertanam sampai pangkal pemula.
3. Pemeliharaan dan
Pemindahan
Pemeliharaan
dilakukan dengan cara penyiraman sampai kondisi jenuh air, memberikan proteksi
dari hama pengganggu, penyiangan gulma, serta pemberian pupuk pada bibit. Bibit
sudah bisa dipindahkan pada umur 9-12 bulan. Pada 2 bulan sebelum pemindahan
dibuat lubang tanam dengan ukuran 60x60x60 cm agar keasamaan tanah berkurang.
Lubang tanam dibuat dengan pola segitiga dengan jarak 9x9x9 m agar kanopi pada
kelapa tidak terlalu dekat.
3. Tanaman Karet
A. Mengenal Tanaman Karet
Tanaman karet (Hevea brasiliensis) berasal dari daerah
Amerika tepatnya di Brazil. Tanaman ini ditemukan di hutan liar oleh Michelende
Queno pada tahun 1493. Namun karet mulai ada di Indonesia sejak tahun 1864.
Saat itu tanaman karet hanya dijadikan tanaman koleksi di Kebun Raya Bogor.
Karet merupakan
tanaman yang menghasilkan getah yang lengket yang terdapat di dalam batang bila
kulit batang di kupas atau dilukai. Getah berwarna putih dan kental. Pengolahan
selanjutnya dari getah karet ini dapat dijadikan lateks yang sangat berguna
untuk membuat produk-produk industri. Ada 2 jenis karet yaitu karet alam dan
karet sintetis.
1. Karet Alam
Karet alam merupakan karet yang dibuat
dari getah tanaman karet, baik spesies Ficus
elastica maupun Hevea brasiliensis.
Keuntungan dari karet alam yaitu daya elastisnya lebih kuat, mudah diolah,
tidak mudah panas dan tidak mudah rusak. Namun karet alam sangat sulit memenuhi
kebutuhan pasar.
Ada 7 jenis karet alam yang dikenal dipasaran, yaitu Bahan Olah
Karet, Karet Alam Konvensional, Lateks Pekat, Karet Bongkah, Karet Spesifikasi
Teknis, Tyre Rubber, dan Karet Reklim. Manfaat karet alam bisa untuk ban
kendaraan seperti sepeda, sepeda motor, mobil, bahkan pesawat. Karet sering
pula dipasang di pintu, kaca pintu, kaca mobil, dan di peralatan lainnya yang
membuat kuat dan kedap air.
2. Karet Sintetis
Karet sintetis
merupakan karet yang dibuat dari bahan baku minyak bumi. Karet sintetis pertama
kali diproduksi setelah perang dunia ke-2 berakhir, sebagai reaksi
negara-negara industri yang menganggap kebutuhan karet tidak bisa terpenuhi
dengan hanya mengandalkan karet alam.
Karet sintetis
dibedakan menjadi 2 yaitu Karet Sintetis untuk Kegunaan Umum dan Karet Sintetis
Untuk Kegunaan Khusus. Karet sintesis banyak digunakan untuk pembuatan pipa
karet untuk minyak dan bensin, seal, gasket, serta barang-barang lain yang
digunakan untuk peralatan kendaraan bermotor atau industri gas.
B. Morfologi Tanaman Karet
Tanaman karet berupa pohon
yang dapat mencapai ketinggian 25 m dengan diameter batang yang cukup besar.
Umumnya batang karet tumbuh lurus keatas dengan percabangan dibagian atas. Di
batang inilah terkandung getah yang lebih dikenal dengan nama lateks. Daun
karet terdiri dari tangkai utamasepanjang 3-20 cm dan tangkai anak daun
sepanjang 3-10 cm dengan kelenjar di ujungnya. Tanaman karet akan selalu mengarah
ke arah utara karena adanya gaya magnet bumi.
C. Syarat Tumbuh Tanaman Karet
Karet termasuk tanaman
dataran rendah, yaitu bisa tumbuh baik di dataran pada ketinggian 0-400 dpl. Di
ketinggian tersebut suhu hariann 25-300 C. Meskipun membutuhkan
tempat yang hangat, karet juga memerlukan kelembabanyang cukup. Karenanya,
wilayah dengan curah hujan tinggi sangat disukai tanaman ini. Sebagai tanaman
tropis, karet juga membutuhkan sinar matahari sepanjang hari, minimum 5-7 jam/hari.
D. Penanaman
Persiapan Penanaman Setelah
lahan siap ditanami, langkah selanjutnya adalah persiapan tanam dengan tahapan
sebagai berikut :
1. Pembuatan Lubang Tanam, lubang tanam
dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm dan disiapkan minimal 2 minggu
sebelum penanaman.
2. Selanjutnya diberikan pupuk dasar
yaitu SP 36 dengan dosis 125 gram/pohon atau sekitar 62,5 kg/ha.
3. Penanaman tanaman karet dilakukan
pada awal musim penghujan, saat tersebut merupakan awal yang baik/optimal untuk
memulai penanaman dan harus berakhir sebelum musim kemarau.
4. Setelah seminggu ditanam, lakukan
penyulaman jika ada bibit yang mati.
Dalam memilih biji karet yang akan
ditanam dapat di uji dengan menghentakkannya ke lantai yang keras, jika biji
memantul lumayan tinggi maka biji tersebut baik untuk di tanam, begitu
sebaliknya.
E. Perawatan
Perawatan pada tanaman karet
tidaklah terlalu sulit. Beberapa perawatannya yaitu dengan memberikan pupuk
serta membersihkan gulma-gulma yang ada disekitar karet. Serta yang paling
penting harus hati-hati dalam melakukan penyadapan getah karet agar tanaman
karet masih bisa memproduksi dengan baik. Selain itu dilakukan juga oembuangan
tunas palsu, pembuangan tunas cabang, dan perangsangan percabangan.
F. Pemanenan
Pemanenan
getah pada karet disebut menyadap. Penyadapan dilakukan dengan cara melukai
batang karet dengan pisau sadap sesuai dengan alur yang sudah ditentukan lalu
getah yang sudah keluar dibiarkan mengalir ke bawah ke tempat yang sudah
disediakan. Pemanenan biasanya dilakukan pada pagi hari karena pada pagi hari
produksi lateks sangat banyak.
Daftar Pustaka
http://www.dekindo.com/content/artikel/budidaya_kelapa.pdf
(9 September 10,
2012)
http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpmed/index.php?option=com_content&view=article&id=125:budidaya-tanaman-kelapa (10 September 2012)
Soetedjo,R.1969, Kelapa. Jakarta: Penerbit Yasaguna.
Setiawan, Didit Heru.dan Andoko, Agus. 2005. Petunjuk Lengkap Budi Daya Karet.
Jakarta Selatan: PT AgroMedia Pustaka.
Mutaqin, Zainal. 2007. Pemanfaatan
Limbah Kelapa Dalam Menunjang Ekonomi Keluarga. Bandung: Sinergi Pustaka
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar