Cengkih
Cengkih merupakan salah satu komoditas ekspor yang
mempunyai prospek menjanjikan untuk peningkatan pendapatan masyarakat dan
perolehan devisa negara. Bahkan, Indonesia tercatat pernah mengalami swasembada
cengkih sekitar tahun 1990-an.
A. Mengenal Tanaman Cengkih
Tanaman cengkih sangat populer di Indonesia.
Tanaman ini sangat berperan dalam beberapa industri.
1. Asal-usul
Ada beberapa pendapat mengenai asal negara
cengkih. Pendapatan yang pertama menyebutkan bahwa cengkih berasal dari Filipina.
Namun, ada juga yang menyebutkan cengkih berasal dari Pulau Makian di Maluku
Utara. Selain dari Maluku, cengkih dianggap berasal dari Papua. Sampai abad
ke-18, hanya Maluku satu-satunya daerah penghasil cengkih.
Tahun 1769, bibit
cengkih diselundupkan oleh seorang kapten dari Perancis ke Zanzibar, Pemba, dan
Madagaskar. Tipe cengkih yang dikenal sebagai tipe Zanzibar sebenarnya berasal
dari Indonesia. Awalnya Indonesia sebagai produsen dan pengekspor utama
cengkih. Namun, sejak berkembangnya industri rokok kretek tahun 1930-an
Indonesia berubah menjadi pengimpor, bahkan pengimpor cengkih yang terbesar.
Tahun 1977 impor telah banyak berkurang. Pada tahun 2006-2008 ekspor cengkih
lebih besar daripada impor. Artinya, saat ini Indonesia telah swasembada.
2. Klasifikasi dan Pengenalan
Botani
Berdasarkan klasifikasinya, cengkih termasuk
kedalam famili Myrtaceae. Sistematika botanisnya secara lengkap diuraikan
sebagai berikut.
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Mrytales
Famili : Myrtaceae
Genus : Eugenia
Spesies : Eugenia aromatica, Syzigium aromaticum
Pohon
cengkih memiliki perakaran yang relatif kurang berkembang. Namun, bagian akar
yang dekat dengan permukaan tanah banyak tumbuh bulu akar. Susunan akarnya,
yaitu tudung akar, akar tunggang/akar primer, akar tunggang palsu, akar
samping, dan bulu akar. Akar tunggang/akar primer berguna untuk tegaknya
tanaman dan dapat meningkatkan penyerapan air dari lapisan tanah yang lebih
dalam jika terjadi kekeringan. Akar tunggang palsu adalah akar yang tumbuh
dibawah akar samping. Akar samping merupakan akar cabang yang telah membesar
dan terletak mendatar di bawah permukaan tanah. Akar-akar samping ini disebut
juga akar lebar.
Batang
pohon cengkih yang memiliki kayu yang keras. Bagian batang yang dekat dengan
permukaan tanah biasanya tumbuh 2-3 batang induk yang kuat dan tegak lurus.
Kebanyakan pohon cengkih bercabang panjang, padat, kuat, dan tumbuh horizontal
atau vertikal pada batang utama. Pertumbuhan rantingnya sangat padat. Kulit
kayu pada batang kasar dan berwarna abu-abu, kulit pada cabang dan ranting
halus dan sangat tipis sehingga sukar dikelupas.
Daun
cengkih mempunyai ciri khas yang mudah dibedakan dengan tanaman yang lain.
Bentuk daunnya bulat panjang dengan ujung meruncing, seperti jarum. Daun
cengkih tebal,kuat, kenyal, dan licin. Umumnya daun yang masih muda berwarna
kuning kehijauan bercampur dengan warna kemerah-merahan. Setelah dewasa, daun
sebelah atas berwarna hijau kemerah-merahan dan mengilap, sedangkan sebelah
bawah berwarna hijau suram. Daun tunggal dan duduk berhadapan. Simpul ketiak
dan cabang pertama tumbuh tunas-tunas yang menjadi cabang kedua, begitu pula
selanjutnya sehingga tumbuh ranting-ranting.
Bunga
cengkih tumbuh pada pucuk ranting. Bunga bertangkai pendek dan bertandan dengan
panjang 4-5 cm. Biasanya pada tiap tandan sekaligus tumbuh 3 kelompok bunga.
Cengkih dapat berbunga dua kali dalam setahun, yaitu periode I (Juni-Oktober)
dan periode II (November-Januari). Bunga yang masih muda berwarna kelabu
keunguan. Selanjutnya, bunga berubah menjadi kuning kehijauan dan akhirnya
berwarna merah muda. Pada permukaan badan bunga terdapat beberapa kelenjar
minyak yang dapat menghasilkan minyak cengkih.
3.
Varietas Unggul
Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal sesuai dengan keadaan lingkungan, perlu digunakan varietas unggul.
Berikut ini disajikan beberapa varietas unggul cengkih beserta sifat-sifat
keunggulannya (Tabel 2).
Karakteristik
|
Varietas
|
||
Siputih
|
Sikotok
|
Zanzibar
|
|
Helai daun
|
-
Helai daun
-
Berwarna kuning atau hijau muda
|
- Helai
daun kecil.
-
Berwarna hijau sampai hijau tua
kehitam-hitaman dan lebih mengilap.
|
- Bentuk
daun panjang ramping
- Berwarna
hijau gelap.
|
Percabangan
|
-
Cabang kurang rimbun
|
-
- Cabang rimbun dan rendah.
-
- Semua ranting tertutup daun.
|
|
Perbungaan
|
-
Bunga besar.
-
Berwarna kuning.
-
- Tiap rumpun terdiri dari belasan bunga.
|
-
- Bunga kuning kemerahan.
- Tiap
rumpun terdiri dari 20-50 bunga.
|
-
-Bunga berwarna lebih merah dengan produksi
lebih tinggi.
|
Potensi produksi
(kg bunga basah/pohon/th).
|
3,0-6,5
|
|
2,9-11
|
Sumber: Departemen Pertanian, 2010
4.
Penyebaran
Daerah perkebunan cengkih
tersebar di Nangroe Aceh Darussalam, Sumatra Utara (Tapanuli), Jawa Barat,
Banten, Jawa Tengah (Banyumas serta Temanggung), Sulawesi Utara (Minahasa),
Sulawesi Selatan, dan Maluku.
5.
Manfaat
Cengkih yang telah kering
sebagian besar untuk mencukupi kebutuhan pembuatan rokok kretek. Kuntum
bunganya dapat dijual dalam bentuk kering utuh, serbuk oleoresin, atau minyak.
Minyak dari hasil sulingan serbuk kuntum cngkih kering dapat digunakan sebagai
bahan baku industri farmasi, penyedap masakan, dan wangi-wangian. Selain
bunganya, daun cengkih dapat dimanfaatkan sebagai minyak. Di pasar
Internasional minyak daun cengkih adalah penghasil eugenol yang relatif murah
untuk membuat vanili sintetik.
B.
Syarat Tumbuh
Tanaman cengkih dapat tumbuh
pada daerah yang terletak antara 20o LU dan 20o LS dengan
suhu udara rata-rata antara 21o-35o C. Ketinggian tempat
ideal untuk tanaman cengkih adalah 200-300 m dpl. Oleh karena itu, tanaman
dapat tumbuh dan produktif di dataran rendah. Di daerah dataran tinggi tanaman
akan lambat atau tidak berproduksi.
Tanaman
cengkih menghendaki iklim dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Curah
hujan berpengaruh besar pada pertumbuhan dan kualitas cengkih. Pada bulan
kering, tanaman cengkih menghendaki curah hujan sekitar 60-80 mm/bulan. Dengan
kata lain, tanaman cengkih menghendaki bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3
bulan dengan curah hujan tahunan berkisar 2.000-3.500 mm per tahun. Tanaman
cengkih tidak tahan terhadap musim kemarau yang panjang.
Secara
umum, tanaman cengkih dapat tumbuh baik pada tanah dengan tingkat kesuburan
sedang. Tanaman ini menghendaki struktur tanah yang gembur dan solum yang
dalam. Selain itu, cengkih juga menyukai tanah yang drainasenya baik. Tingkat
keasaman tanah (pH) yang sesuai untuk tanaman ini, yaitu 5,5-6,5. Lahan yang
dipilih untuk tanaman cengkih sebaiknya bertopografi agak miring supaya air
bisa mengalir lancar dan tidak menggenang. Namun, tanah datar pun tidak menutup
kemungkinan untuk ditanami tanaman cengkih. Asalkan, drainasenya baik dengan
kedalaman air tanah lebih dari 3 m dan tidak ada lapisan kedap air. Masalah
drainase dapat diatasi dengan dibuatnya rorak atau got angin. Rorak ini berguna
untuk menghambat lepasnya air hujan dan menampung larutan tanah halus serta
untuk menimbun pupuk hijau serta sisa-sisa tanaman lain.
C.
Budi Daya
Tanaman cengkih dapat tumbuh
baik di Indonesia. Berikut ini uraian tahapan dalam budidaya cengkih.
1.
Penyediaan Bibit
Peranan bibit sangat
menentukan untuk memperoleh hasil yang optimal. Umumnya tanaman cengkih
diperbanyak melalui biji. Biji tersebut disemaikan terlebih dahulu sebelum
ditanam dilahan.
Penyemaian
dimulai dengan persiapan tempat pembibitan, yaitu pengolahan lahan dan
pembuatan bedengan. Bedengan dibuat dengan tinggi sekitar 30-50 cm dari
permukaan tanah. Lebar bedengan 1,5-2 m dengan panjang disesuaikan dengan lahan
yang ada untuk tempat pesemaian serta kebutuhan bibit. Tempat pembibitan perlu
diberi naungan untuk melindungi dari teriknya matahari serta terpaan air hujan
secara langsung. Tujuannya agar bedengan tidak rusak dan menghindari terlalu
tingginya laju transpirasi.
Penanaman
benih dilakukan dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm untuk pemindahan umur satu
tahun. Sementara itu, untuk pemindahan 2 tahun digunakan jarak tanam 30 cm x 30
cm. Media yang digunakan untuk menyemai harus gembur, bebas dari penyakit, dan
tetap lembab. Bibit tanaman cengkih mulai dipindah ke kebun jika tinggi tanaman
telah mencapai minimal 60 cm untuk umur setahun, sedangkan yang berumur dua
tahun telah mencapai 125-150 cm.
Cara lain persiapan bibit adalah menyemaikan
benih di bedengan sampai umur 3-4 bulan. Selanjutnya, benih dipindah ke polibag
untuk dipelihara di kebun pembibitan hingga berumur 1-2 tahun. Jarak
antarpolibag berkisar 60 cm x 60 cm dampai 80 cm x 80 cm.
Perbanyakan
tanaman cengkih secara vegetatif belum pernah memperlihatkan hasil yang
memuaskan. Hal ini kemungkinan karena pohonnya yang rimbun dan perakaran yang
kurang kuat. Sehingga kurang tahan jika ada angin yang terlalu besar. Walaupun
demikian, usaha perbanyakan secara vegetatif terus dilakukan untuk mendapatkan hasil
yang optimal.
2.
Persiapan Lahan
Lahan harus sudah
dipersiapkan minimal 6 bulan sebelum tanam. Tahap persiapan lahan dimulai
dengan land clearing, yaitu
pembersihan lahan dari pepohonan dan semak-semak. Untuk penanaman tanaman
cengkih, tidak perlu pembajakan atau penggaruan, cukup menggali tanah
sekeliling ajir. Ajir merupakan sebagai tanda jarak tanam. Jika kemiringan agak
curam, lahan harus dibuat teras bangku (bangku seperti kursi). Untuk kemiringan
landai, dibuat teras guludan.
Lubang
tanam dibuat 3-6 bulan sebelum tanam. Tujuannya untuk memperbaiki struktur
tanah, menghilangkan senyawa yang beracun, dan membunuh bibit penyakit. Lubang
dibuat berukuran 0,8 m x 0,8 m x 0,8 m. Diantara lubang tanam dibuat
parit-parit drainase untuk mencegah air tergenang. Tanah galian dibagi 2, yaitu
tanah bagian atas (top soil) dan
bawah (subsoil). Tiga sampai empat
minggu sebelum ditanam, tanah bagian atas dimasukkan ke dalam lubang. Sementara
itu, tanah bagian bawah dicampur dahulu dengan 5-10 kg pupuk kandang atau
kompos yang sudah jadi dan 150-200 g dolomit, lalu dimasukkan ke dalam lubang.
Lubang yang sudah ditimbun media tanam diandai dengan bambu untuk memudahkan
mencarinya sewaktu akan menanam. Untuk tanah yang pH-nya kurang dari 5,5
disarankan diberi kapur pertanian sebanyak 0,4-1 kg per pohon dan diulang
setiap 2-3 tahun.
Penanaman
tanaman cengkih dapat diberi tanaman pelindung, seperti Flemingia sp. dan Moghania
macrophlya. Tujuannya untuk mengurangi erosi. Tanaman pelindung ditanam 4-5
bulan sebelum tanam dan dipertahankan sampai cengkih berumur 2-3 tahun. Untuk
barisan tanaman pelindung yang berhadapan dengan tanaman cengkih, perlu dibuat
parit sedalam 0,2-0,25 cm.
3.
Penanaman
Penanaman
cengkih dilapangan dilakukan dengan jarak tanam minimal 8 m x 8 m. Tujuannya
agar tanaman cengkih dapat bertahan sampai umur 20 tahun. Setelah 20 tahun,
terjadi kompetisi dalam pemanfaatan sinar matahari. Untuk mengurangi kompetisi
tersebut, jarak tanam dapat di perlebar hingga 10 m x 10 m pada tanah subur.
Hal ini disebabkan tanaman cengkih pada tanah yang subur lebih cepat tumbuh.
Ukuran
lubang tanam yang umum digunakan untuk penanaman tanaman cengkih adalah 0,8 m x
0,8 m x 0,8 m dan 1 m x 1 m x 1 m. Apabila terdapat lapisan kedap air pada dasar lubang, harus dihilangkan agar
pertumbuhan akar dapat berkembang normal. Sebelum dilakukan penanaman, akar
tanaman harus diperiksa terlebih dahulu. Akar tunggang yang patah dan bengkok
harus dipotong.
Bibit
yang telah disiapkan dimasukkan kedalam lubang tanam denga hati-hati. Tanah
media pada bibit dalam polibag diusahakan tidak pecah ketika dimasukkan kedalam
lubang. Setelah ditanam, tanah di sekitar media bibit dipadatkan agar bibit
tumbbuh tegak.
4.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman cengkih
di lapangan sejak ditanam sampai umur 4 tahun harus dilakukan secara intensif.
Umur tersebut merupakan masa kritis bagi tanaman cengkih. Pemeliharaan tanaman
cengkih meliputi penyulaman dan penyiraman, penyiangan, pemupukan, serta
penggemburan tanah.
a. Penyulaman dan penyiraman
Penyulaman
dilakukan hingag tanaman berumur 2 tahun. Oleh karena itu, selama dua tahun
pertama, tanaman harus selalu diamati. Jika ada yang mati, tanaman cengkih
harus segera diganti dengan bibit tanaman baru yang baik. Begitu pula dengan
penyiraman. Penyiraman pada bibit yang baru ditanam dilakukan pada sore hari
setiap 2-3 hari sekali, terutama saat musim kemarau.
b. Penyiangan
Penyiangan
perlu dilakukan agar gulma tidak menjadi pesaing tanaman cengkih dalam
mendapatkan unsur hara. Penyiangan dapat dilakukan pada awal dan akhir musim
hujan. Bersamaan dengan penyiangan, perlu dilakukan penggemburan tanah,
terutama tanah yang padat dan berat.
c. Pemupukan
Untuk
meningkatkan ketersediaan unsur hara, perlu dilakukan pemupukan pada tanaman.
Pupuk kandang diberikan minimal sekalli dengan dosis 30-60 kg pohor per tahun.
Cara pemberiannya dengan membuat alur pupuk melingkar sejauh bentuk kanopi
terluar tanaman cengkih. Selain pupuk kandang, pupuk lain yang diberikan untuk
menambah unsur hara pada tanaman cengkih, yaitu pupuk NPK, urea, atau ZA.
Pemupukan ini dilakukan dua kali dalam satu tahun, yaitu awal musim hujan dan
awal musim kemarau.
d. Penggemburan tanah
Agar
tanaman cengkih dapat berproduksi maksimal, perlu dilakukan penggemburan tanah,
yaitu dengan pencangkulan dan pembalikan tanah. Drainase dan pembalikan tanah
diperlukan untuk mencegah pembusukan akar oleh mikroba terutama cendawan akar.
Pembalikan tanah juga dapat berfungsi untuk mengganti dan memperbaiki siklus
pemakaian unsur hara oleh tanaman.
D.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama
dan penyakit utama yang sering menurunkan produktivitas tanaman cengkih adalah
sebagai berikut.
1.
Hama
a. Pengisap daun cengkih (Helopeltis sp.)
Gejala
serangan hama helopeltis sp.berupa
bintik-bintik coklat pada permukaan daun. Serangan ini dapat terjadi pada pohon
yang merana. Jika serangan berat, daun akan sangat menderita. Pengendaliannya
dengan menyemprotkan insektisida kontak atau mengolesi pangkal batang dengan
insektisida sistemik sera memotong ujung-ujung ranting yang mati agar tumbuh
tunas baru yang lebih baik.
b. Rayap
Hama
ini menyerang tanaman cengkih yang masih muda dan baru ditanam, tanaman yang
kurang sehat, dan tanama di persemaian. Hal tersebut dapat diantisipasi dengan
menyemprotkan racun anti rayap pada lubang tanam sebelum dilakukan penanaman.
Selain insektisida, pengendalian dapat menggunakan afval tembakau dari pabrik
rokok yang telah dicampur dengan cengkih. Disamping mengendalikan rayap, afval
tembakau mengandung humus yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Cara lain
untuk mengendalikan serangan rayap adalah menggunakan insektisida dengan bahan
aktif klor organik.
2.
Penyakit
Selain
hama, penyakit juga menjadi masalah penting yang berperan serta dalam penurunan
produktivitas tanaman cengkih. Beberapa penyakit yang banyak dikenal pada
tanaman cengkih, antara lain penyakit cacar daun, busuk akar, dan mati
bujang/gadis.
a. Cacar daun
Penyakit
cacar daun disebabkan oleh cendawan Phylosticta
sp. gejala yang ditimbulkan berupa bercak-bercak yang menggelembung,
seperti cacar. Bercak nampak jelas pada daun yang masih muda atau daun yang
terserang sejak muda. Sementara itu, serangan pada daun tua berupa bercak
transparan. Serangan yang berat dapat mengakibatkan daun berkerut dan
mengeriting. Penyakit ini dapat menyerang tangkai daun, bunga dan buah.
Pengendalian
penyakit cacar adalah :
1.
Daun-daun yang berguguran dikumpulkan, lalu dibakar di tempat itu juga dan
dikubur dalam-dalam
2.
tanaman yang sakit maupun tidak, segera disemprot dengan fungisida yang berbahan
aktif maneb. Penyemprotan bisa
diulangi sepuluh hari sekali selama 3 bulan atau sampai tanaman tidak
menunjukkan gejala lagi.
3.
pemupukan pada periode selanjutnya harus sedikit ditambah dosisnya. Tujuannya
agar kondisi tanaman yang baru sakit segera pulih kembali. Apabila yang
terserang cukup parah, sebaiknya tanaman ditebang dan diganti tanaman cengkih
bari tipe unggul.
b. Busuk akar
Penyakit
ini disebabkan oleh kondisi tanah yang berdrainase kurang baik atau dekat
dengan sumber air. Gejala yang ditimbukan adalah pohon tidak sehat, daunnya
jarang, dan banyak ranting yang kering.
c. Penyakit mati bujang/gadis
Penyebab
penyakit mati bujang adalah bakteri Xib (xylem
limited bacterium). Gejala penyakit ini adalah ranting-ranting tanaman
gundul dan mengering, mulai dari bagian ujung mahkota sampai ke pangkal pohon.
Waktu yang diperlukan sejak gejala awal sampai kematian berkisar 3-5 tahun,
tergantung kondisi tanamannya. Matinya ranting oleh penyakit ini karena
tersumbatnya pembuluh xilem pada akar sehingga unsu hara yang diserap tidak
dapat didistribusikan ke bagian tajuk tanaman.
Pengendalian
penyakit mati bujang adalah :
-
Serangan penyakit ini dapat dicegah dengan
pengaturan darinase yang baik, penggemburan tanah, serta perawatan yang memadai
terutama pemupukan setelah panen besar.
-
Pada tanaman yang terlanjur terserang tidak
boleh diberikan pupuk buatan untuk sementara. Sebagai gantinya, bisa digunakan
pupuk daun untuk menambah dosis pupuk organik. Tindakan ini biasanya dapat
menyembuhkan tanaman yang tingkat serangannya belum parah.
E.
Panen
Bagian tanaman cengkih yang
dipanen adalah bunganya. Pemanenan harus dilakukan pada saat yang tepat, yaitu
saat bunga berwarna pucat(hijau kekuningan). Bunga yang dipanen adalah bunga
yang masih kuncup, kepala bunganya bundar, berisi, dan mengilap. Jika pemetikan
terlambat, bunga akan membuka sehingga kualitasnya menjadi rendah. Pemetikan
dilakukan pada saat bunga sudah berumur 6 bulan sejak keluar dari bakal bunga.
Pemetikan terlalu awal menyebabkan rendemen rendah dan kadar minyak pun
sedikit. Namun, jika pemanenan
terlambat, bunga cengkih telah mekar atau membengkak. Bunga yang telah
mekar atau membengkak mempunyai rasa, aroma, dan kualitas yang menurun.
Cara
yang bisa dilakukan untuk pemanenan adalah memetik rumpun bunga dengan kuku atau semacam pisau atau gunting di atas
daun terakhir. Hal ini bertujuan untuk menghindari terbuangnya daun dan untuk
memperbanyak jumlah tunas baru yang keluar dari bekas pemetikan bunga.
Pemetikan harus dilakukan dengan menggunakan tangga karena pohonnya tinggi.
Masaknya
bunga dalam satu pohon tidak bersamaan sehingga pemanenan pada satu pohon dapat
dilakukan 3-4 kali dalam rentang waktu 10-14 hari. Tanaman cengkih mengenal
adanya tahun besar, yaitu tahun
dengan pembungaan lebat, 80%, atau lebih dari seluruh pucuk berbunga dan jumlah
dalam tiap rumpun juga berbeda. Biasanya tahun
besar terjadi sesudah adanya musim kemarau panjang, lalu diikuti oleh tahun kecil pada tahun berikutnya.
Satu
bulan belum dilakukan pemanenan, sebaiknya tanaman diberi pupuk urea. Di
tengah-tengah masa pemetikan atau segera setelah pemetikan selesai, pohon-pohon
diberi pupuk daun, seperti Wuchsal dan Gandasil, sebanyak 5-10 kali dengan
frekuensi 7-10 hari sekali, tergantung kondisi pohon yang akan dipanen. Tanah
yang telah memadat di bawah kanopi akibat bekas pijakan pemanen sebaiknya
digemburkan lagi tanpa merusak perakaran. Selanjutnya, tanah tersebut diberi
mulsa atau kompos pada musim kemarau dan disiram.
F.
Pascapanen
Bunga cengkih yang sudah dipanen
sebaiknya langsung diolah agar kesegarannya tetap terjaga. Bunga cengkih yang
telah dipetik dipisahkan dari gagangnya. Kegiatan ini harus dilakukan dengan
teliti. Bunga yang dipetik jangan sampai tercampur dengan gagang. Jika
persentase gagang melebihi 5%, cengkih termasuk ke dalam kualitas II. Demikian
pula sebaliknya, jangan sampai bunga tercampur dengan gagang karena harga
gagang sangat rendah, yaitu 1/8-1/10 harga bunga cengkih.
Setelah
dilakukan pemisahan, bunga cengkih dimasukkan kedalam karung untuk diperam
selama satu malam. Tujuannya agar bunga cengkih tampak berwarna coklat. Bunga
cengkih yang diperam lebih cepat kering daripada cengkih yang tidak diperam.
Selain itu, warnanya juga lebih hitam. Namun, kelemahan dengan pemeraman adalah
rendemen yang dihasilkan lebih rendah. Setelah diperam, bunga cengkih
dikeringkan.
Umumnya
pengeringan cengkih dilakukan di bawah sinar matahari dengan alas berupa tampah
atu tikar bambu. Lama pengeringan tergantung dari teriknya sinar matahari dan
ketebalan lapisan cengkih yang dijemur. Biasanya 5-7 hari dijemur, cengkih dan
gagang telah kering. Cengkih yang sudah cukup kering (kadar air sekitar 12%)
mudah dipatahkan. Cengkih tersebut siap disimpan dalam jangka waktu yang cukup
lama dan beratnya tidak akan susut. Pengeringan juga dapat dilakukan dengan
mesin pengering. Namun, mesin pengering ini mempunyai kelemahan, yaitu biaya
yang dikeluarkan terlalu besar dan cengkih yang dikeringkan tidak dapat
mencapai kering patah. Adapun
keuntungannya adalah cengkh dapat disimpan hingga 1 bulan tanpa merusak
kualitas cengkih dan dapat dikeringkan lagi dengan penyinaran matahari.